Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Minggu, 24 Oktober 2010

SMS dan Telepon Ganggu Tidurku

Derita Suami karena Ulah Istri (3)

  Rama bercerita, selama mendapatkan perawatan di rumah sakit Sinta memang menemaninya, meski tidak selalu. Kadang ia pulang ke rumah sewa jika mertuanya datang, menggantikan tugas menemani Rama yang harus dilayani karena hanya mampu tergolek di ranjang rumah sakit. Selama sakit, Rama sudah mendapatkan gelagat kurang beres dari istrinya.

   "Entah berapa kali dia (Sinta) menerima telepon dari seseorang. Saya tak bisa menghafal yang masuk itu nomornya berapa karena saya terbaring. SMS juga sering masuk. Anehnya, ketika dia mendapatkan telepon atau SMS, ia memilih menjawabnya di luar ruangan. Padahal kalau dijawab di dalam ruangan pun tak apa-apa kalau teleponnya itu memang penting," jelas Rama. Bukannya membiarkan ulah istrinya itu, terlalu sering Rama mengingatkan hendaknya melakukan sesuatu jangan melupakan perasaan orang lain.

   Jawaban atas pertanyaan siapa yang meneleponnya membuat Rama cukup tegas kepada istrinya. Setiap ditanya selalu dijawab telepon atau SMS dari adik teman Sinta memaksa Rama berterus terang curiga dengan istrinya itu. Jika yang dikatakan Sinta benar, yang meneleponnya adalah adik temannya, Rama memberikan alasan yang cukup rasional. "Adik temannya itu masih sekolah, masak nelepon orang kadang jam dua malam. Apa mungkin itu?" imbuh Rama. Namun nasihat Rama seolah angin sepoi-sepoi yang melintas, sejenak menggerai anak rambut Sinta namun tak mampu menggoyangkannya. Dalam kondisi sakit, mencoba mengingatkan istrinya sendiri tidak ditanggapi membuat Rama sedih. Kesedihannya bertambah ketika ia menyadari kecelakaan yang menimpanya bisa saja tak memulihykan kondisinya seperti sediakala.

Satu hal yang senantiasa dilontarkan Rama agar istrinya menyadari kekeliruannya ialah tentang anak. Ketika buah hati juga tak membuat Sinta mengubah sikap, akhirnya Rama pasrah. Kadang ia ingin mengingatkan istrinya dengan nada agak keras, namun ia tak bisa melakukannya karena ia masih butuh bantuan istrinya selama sakit. Ia masih butuh teman untuk mengambilkan air minum, butuh teman untuk pergi ke kamar kecil atau hanya sekadar mengganti bajunya. Gelagat yang dirasakan Rama akhirnya terbukti.

Saat ia masih berada di rumah sakit, ia dikabari teman-temannya jika Sinta sudah pergi dari rumah. Saat Rama mencoba menghubungi nomor handphone istrinya, ia mendapatkan jawaban sudah ada di Pelabuhan Punggur, Batam. Beberapa saat kemudian saat dihubungi Sinta mengatakan sudah sampai Bandara Hang Nadim, Batam. Jawaban terakhir ia sudah berada di Medan.(nah/dly/bersambung) Sumber: posmetrobatam.com

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut