Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Sabtu, 24 April 2010

Sejarah percandian padang lawas

Di daerah Padanglawas yang merupakan dataran rendah yang kering, pada masa
lampau mungkin tidak pernah menjadi pusat pemukiman, dan hanya berfungsi sebagai
pusat upacara keagamaan. Meskipun daerah ini dapat dicapai melalui jalan sungai dan
jalan darat, yang dapat berarti tidak terisolir, tetapi lingkungan Padanglawas yang sering
bertiup angin panas tidak memungkinkan untuk bercocok-tanam. Oleh karena itulah, diduga
bahwa pemukiman masyarakat pendukung budaya biaro Padanglawas seharusnya bermukim
di daerah muara Sungai Pane dan Barumun, tidak di sekitar kompleks percandian.
Pemandangan Dataran Padang lawas.

Persebaran bangunan-bangunan candi di sepanjang Daerah Aliran Sungai
Barumun mungkin sengaja dibangun pada jalan-jalan penting untuk perdagangan. Sungai
Barumun pada masa lampau diduga sebagai jalur perdagangan lokal yang cukup ramai.
Jalur perdagangan ini menghubungkan daerah pesisir timur Sumatra Utara dan daerah
pedalaman di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Seharusnya, di daerah sepanjang tepian
sungai Barumun, terutama mulai dari Situs Si Pamutung hingga ke muara sungai Barumun,
terdapat sisa pemukiman kuno. Hingga kini belum ada laporan penelitian ataupun
penemuan yang menyebutkan situs pemukiman di daerah-daerah tersebut. Mungkin situssitus
tersebut telah hilang sebagai akibat erosi dari Sungai Barumun.
1
Di dataran yang panas dan kering, yang hanya ditumbuhi ilalang dan beberapa
pohon, di sekitar Batang Pane, Sungai Sirumambe, dan Sungai Barumun yang membelah
dataran Padanglawas, nampaklah pemandangan runtuhan berbagai biaro yang menjulang
tinggi. Daerah luas yang sunyi dengan runtuhan biaronya, dahulu kala pernah menjadi
pusat agama dalam Kerajaan Pannai.

Sebuah kerajaan yang kurang dikenal dalam percaturan sejarah kuno Indonesia. Sekarang daerah yang berupa padang ilalang ini yang dikelilingi oleh rangkaian perbukitan rendah, termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Untuk mencapai lokasi kompleks percandian di Padanglawas dapat menggunakan
kendaraan bermotor rodadua roda empat, kecuali untuk beberapa buah situs yang harus menyeberangi
sungai, seperti Bara dan Si Pamutung. Dari kota Medan jaraknya sekitar 400 km.
ke arah baratdaya melalui Tebingtinggi, Kisaran, Rantauprapat, Gunungtua, dan Barumun,
atau sekitar 100 km. ke arah timur dari ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang
Sidimpuan. Pusat lokasi percandian Padanglawas di Barumun, Kecamatan Barumun
Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Lokasi Biaro-biaro di Padanglawas, daerah aliran sungai Barumun.

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut