Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Minggu, 25 April 2010

Selamat datang putriku tersayang.

Alhamdulillah, telah lahir anak pertamaku pada hari SABTU 17 APRIL 2010, Jam 16:40 WIB, di Rumah Sakit  Budi Kemuliaan Batam, yang beralamat di Seraya Atas (depan Pom Bensin Seraya) Selamat datang di dunia yang fanah ini anakku, semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya kepada kita, selalu melindungi kita di setiap waktu, selalu memberi petunjuk serta hidayahnya kepada kita, amiiin.... Jadilah anak yang berbakti kepada kedua Orang Tua, serta berguna bagi sesama manusia dan tuhan..

Terimakasih ya Allah engkau telah memberi anugerah yang tidak terhingga, semoga aku bisa berbuat yang terbaik untuk dia.... Amin.

Sabtu, 24 April 2010

Sejarah percandian padang lawas

Di daerah Padanglawas yang merupakan dataran rendah yang kering, pada masa
lampau mungkin tidak pernah menjadi pusat pemukiman, dan hanya berfungsi sebagai
pusat upacara keagamaan. Meskipun daerah ini dapat dicapai melalui jalan sungai dan
jalan darat, yang dapat berarti tidak terisolir, tetapi lingkungan Padanglawas yang sering
bertiup angin panas tidak memungkinkan untuk bercocok-tanam. Oleh karena itulah, diduga
bahwa pemukiman masyarakat pendukung budaya biaro Padanglawas seharusnya bermukim
di daerah muara Sungai Pane dan Barumun, tidak di sekitar kompleks percandian.
Pemandangan Dataran Padang lawas.

Persebaran bangunan-bangunan candi di sepanjang Daerah Aliran Sungai
Barumun mungkin sengaja dibangun pada jalan-jalan penting untuk perdagangan. Sungai
Barumun pada masa lampau diduga sebagai jalur perdagangan lokal yang cukup ramai.
Jalur perdagangan ini menghubungkan daerah pesisir timur Sumatra Utara dan daerah
pedalaman di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Seharusnya, di daerah sepanjang tepian
sungai Barumun, terutama mulai dari Situs Si Pamutung hingga ke muara sungai Barumun,
terdapat sisa pemukiman kuno. Hingga kini belum ada laporan penelitian ataupun
penemuan yang menyebutkan situs pemukiman di daerah-daerah tersebut. Mungkin situssitus
tersebut telah hilang sebagai akibat erosi dari Sungai Barumun.
1
Di dataran yang panas dan kering, yang hanya ditumbuhi ilalang dan beberapa
pohon, di sekitar Batang Pane, Sungai Sirumambe, dan Sungai Barumun yang membelah
dataran Padanglawas, nampaklah pemandangan runtuhan berbagai biaro yang menjulang
tinggi. Daerah luas yang sunyi dengan runtuhan biaronya, dahulu kala pernah menjadi
pusat agama dalam Kerajaan Pannai.

Sebuah kerajaan yang kurang dikenal dalam percaturan sejarah kuno Indonesia. Sekarang daerah yang berupa padang ilalang ini yang dikelilingi oleh rangkaian perbukitan rendah, termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Untuk mencapai lokasi kompleks percandian di Padanglawas dapat menggunakan
kendaraan bermotor rodadua roda empat, kecuali untuk beberapa buah situs yang harus menyeberangi
sungai, seperti Bara dan Si Pamutung. Dari kota Medan jaraknya sekitar 400 km.
ke arah baratdaya melalui Tebingtinggi, Kisaran, Rantauprapat, Gunungtua, dan Barumun,
atau sekitar 100 km. ke arah timur dari ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang
Sidimpuan. Pusat lokasi percandian Padanglawas di Barumun, Kecamatan Barumun
Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Lokasi Biaro-biaro di Padanglawas, daerah aliran sungai Barumun.

Tes Postingan

Coba membuat berita......

Rabu, 14 April 2010

Pengangkatan PNS di Kec. Ulu Barumun PALAS

Pemkab Padanglawas (Palas) terkesan memaksakan pengangkatan sekretaris desa (Sekdes) menjadi pegawai negeri sipil (CPNS). Kondisi ini menimbulkan kesenjangan dan permasalahan di masyarakat.

Seperti masyarakat Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ulu Barumun. Mereka keberatan dengan pengangkatan Mirhan Lubis. Soalnya, Mirhan pada tahun 2004 belum menjabat sebagai sekdes. Sementara sesuai ketentuan harus menjabat sekdes sejak 2004 hingga sekarang, tanpa pernah putus. Demikian dikemukakan tokoh pemuda Kecamatan Ulu barumun, Basmi Hasibuan, Selasa (16/2), di Paringgonan.

Apalagi Mirhan tidak memiliki STTB. Buktinya, dia gagal maju sebagai calon kepala desa pada 2004, karena tidak ada STTB. “Kalau sekarang ada, perlu dipertanyakan,” ujar Basmi Hasibuan.

Sekretaris Desa Pasar Ipuh sesuai Surat Penugasan Camat Ulu Barumun, Ahmad Baki Hasibuan juga sangat menyesalkan kebijakan yang dibuat kepala desa yang membuat keterangan untuk Mirhan seolah-olah menjabat sejak 2004. “Dan tidak tertutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak kecamatan,” duga Ahmad Baki.

Sementara Kepala Inspektorat Kabupaten Padanglawas Drs Syamsul Bahri Batubara, ketika dikonfirmasi Global melalui telepon, mengaku hingga kini belum menerima laporan dari pihak yang merasa keberatan, namun hal ini sudah di tangani kejaksaan.

Lebih lanjut Syamsul menegaskan, biarpun hal ini telah ditangani pihak kejaksaan namun bila pihaknya menerima surat keberatan dari masyarakat, akan tetap diproses dan terlebih dahulu melaporkannya kepada Bupati Basyrah Lubis.

Dari:
apakabarsidimpuan.com

Ulu Barumun, Padang Lawas adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, Indonesia.

Malaria mewabah di Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten PadanglLawas (Palas). Sebanyak 72 warga telah terjangkit penyakit menular itu. Demikian dikatakan Kepala Puskesmas (Kapus) Paringgonan Sri Purnama Daulay, akhir pekan lalu.

Sri Purnama menjelaskan, dari data pihak puskesmas, dari 15 desa di wilayah tugasnya terdapat 5 desa yang terjangkit wabah Malaria jenis bakteri farce varum itu, yakni . Pasar Ipuh, Paringgonan, Paringgonan Julu, Paran Batu dan Sibual-buali.

Dikatakan Kapus Paringgonan, warga yang dinyatakan positif terjangkit diberi pengobatan secara gratis berupa obat Artesdiaquine,Clean Swab, dan Quinine.

Pihaknya juga telah melakukan upaya antisipasi agar bakteri tidak menyebar lebih luas lagi dengan melakukan fooging (pengasapan) selama dua hari pada 20-21 Januari dan juga membagi kelambu permanen kepada warga yang sudah terjangkit.

Sementara Kadis Kesehatan dan Sosial Palas Drs H Ahmadi Hutagalung melalui Kabid Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit (P2P) H Gojali AMK SE menyebutkan, pihaknya akan memberi ABT disamping penyemprotan fooging dan pemberian kelambu dan pengobatan gratis.

Ditambahkan, wabah penyakit ini sebelumnya juga menjangkit Desa Siali-Ali wilayah kerja Puskesmas Latong sekitar bulan September 2009 lalu. Malah jumlah penderita lebih tinggi dari Kecamatan Ulu Barumun.

Dikatakan bahwa berdasarkan hasil survei, Kecamatan Ulu Barumun tidak termasuk daerah endemis atau rentan penyakit malaria. Daerah endemis itu di Kecamatan Lubuk Barumun, Barumun Tengah, Sosa dan Hutaraja Tinggi.

Makanya pihak Dinkessos telah mengambil sample 1.800 warga Palas, guna memastikan status daerah lain. “Paling lambat bulan Februari 2010, tiga puskesmas diluar 5 puskesmas yang statusnya sudah endemis, akan diketahui statusnya,” ujarnya.

Dari: apakabarsidimpuan.com

Polres Tapsel Diminta Konsisten

Proses hukum yang dilakukan Polres Tapsel sebagai tindak lanjut penemuan kasus penebangan kayu liar (illegal logging) di Desa Ulu Aer Padang Lawas diharapkan membuahkan hasil yang memuaskan masyarakat. Untuk itu Polres Tapsel diminta konsisten dan jangan terpengaruh dengan alibi atau tawaran-tawaran yang bertentangan dengan tegaknya supremasi hukum terkait kasus ini.

Demikian disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Padang Lawas (Gema Padang Lawas) Ansor Harahap didampingi Ahmad Habibi Dalimunthe, Jabaluddin Siregar, Jumiani Rambe, Hafsah Pohan dan Afandi Harahap bersama Sekjend Gema Paluta Julpikar Harahap kepada BATAKPOS, Selasa (13/4).

"Kita meminta Polres Tapsel tidak sekadar menjalankan 'kewajiban' prosedural, tapi harus dapat menjawab tuntutan hukum masyarakat Padang Lawas dalam setiap penanganan kasus, termasuk kasus illegal logging di Ulu Aer" katanya.

Di samping itu, Gema Padang Lawas juga meminta Polres Tapsel agar benar-benar terbuka dalam penanganan kasus illegal logging di Padang Lawas. Agar tidak melahirkan rasa curiga kepada Polres Tapsel. Hal ini juga diperlukan mengingat seringnya kasus-kasus yang ditangani pihak penegak hukum berhenti dan kandas di tengah jalan.

Selanjutnya, Gema Padang Lawas menyampaikan kepada Polres Tapsel bahwa illegal logging di Ulu Aer hanyalah salah satu contoh yang menggambarkan tentang potensi illegal logging di Padang Lawas. Karena, menurut informasi yang diperoleh bahwa hingga sekarang diduga masih terus terjadi aktivitas yang sama di beberapa titik di seluruh daerah Padang Lawas. Di Sosopan, diduga masih masih banyak titik-titik yang belum diketahui atau disikapi Polres Tapsel, dugaan tersebut seperti di Desa Hulim, Huta Baru Siundol, dan Pagaranbira. suf
Dari: Batakpos

Sosopan, Padang Lawas

Sosopan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, Indonesia. Jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di jalur Kecamatan Sosopan – Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, putus total akibat tanah longsor menutupi badan jalan tersebut, sejak Senin (16/11) hingga Selasa ( 17/11).

Longsornya tanah berbukit yang menutupi badan jalan tersebut karena seminggu terakhir ini kawasan itu diguyur hujan deras dan bukit yang ada di pinggir jalan tidak mampu menahan guyuran air hujan tersebut..
Wakil Bupati Padang Lawas H Ali Sutan Harahap gelar Tongku Sutan Oloan (TSO) kepada wartawan SIB melalui telepon selularnya, Selasa (17/11) mengatakan, jalur Sosopan sepanjang 60 kilometer dari ibukota kabupaten merupakan daerah rawan longsor.

“Kawasan itu sangat rawan longsor dan diperkirakan 60 persen jalan disana rawan tanah longsor,” Lebih lanjut dikatakannya, dalam mengatasi kerusakan jalan akibat longsor tersebut, pihak Pemkab Padang Lawas (Palas) sudah meminta bantuan alat berat kepada pihak PU Propinsi atau Dinas Jalan dan Jembatan Propsu.

“Terus terang kita tidak akan mampu membuka badan jalan yang tertimbun tanah longsor jika tidak ada alat berat. Peralatan seperti itu sangat mendesak dibutuhkan agar warga yang berada di kawasan itu tidak sampai jadi korban,” ujar TSO.

Sosa, Padang Lawas

Sosa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini penduduknya mayoritas bermarga Hasibuan dan ber agama Islam.

Dua pertiga dari luas kecamatan Sosa adalah hamparan perkebunan kelapa sawit, yang mempunyai lahan banyak di daerah Padang Lawas biasanya menjadi orang kaya.

Ya ... kalau belum mempunyai lahan mungkin harus lebih sabar lagi, untuk mendapatkan yang kita inginkan itu harus mempunyai niat yang tulus dan tekun bekerja, yang intinya harus pekerja keras.

Lubuk Barumun, Padang Lawas

Lubuk Barumun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Barumun. Daerah ini ada peninggalan sejarah dan beberapa tempat yang berpotensi menjadi tujuan wisata seperti candi Bahal Batu, Biara di muara sungai Sangkilon dan Batu Nadua yang merupakan dua batu bersandingan yang diantara batu tersebut mengalir sungai Barumun, juga dilengkapi dengan Lubuk Koman.

Mayoritas penduduknya beragama Islam, sedangkan mata pencaharian utamanya adalah bertani yang kini sebagian sudah mengolahnya menjadi kebun Kelapa Sawit dan sebagaian juga masih bertani.

Sebahagian warga lahannya ditanami kelapa sawit dan diantara sawit-sawit tersebut masih ditanami padi karena jika menunggu sawit untuk menghasilkan buah masih membutuhkan watu yang cukup lama bisa mencapai tiga tahun baru bisa berbuah pasir, nah disamping itu warga tersebut masih menanami sawit untuk mendapat penghasilan lainnya.

Sebahagian warga menjadi buruh di beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit dan juga perusahaan perkebunan kayu (Akasia).

PT. RGM (Rajawali Garuda Mas) salah satu yang mendirikan perusahaan perkebunan Kayu Akasia yang kini sudah membuahkan hasil, ada juga perusahaan Kelapa Sawit yang namanya Parombunan perusahaan ini dengar-dengarnya yang punya adalah Robert, dan di Hutalombang sudah didirikan Pabrik Kelapa Sawit yang kini sudah beroperasi beberapa tahun ini.

Di samping itu, sungai Barumun dan Batang Taris di sebelah barat kecamatan ini menjadi sumber utama irigasi untuk mengairi sawah.

Selasa, 13 April 2010

Padang Lawas dari dulu terkenal memiliki potensi sumber daya alam yang meliputi sektor perkebunan

Pemekaran Tapanuli Selatan pada tahun 2007 telah membentuk dua Daerah Otonom Baru (DOB) sekaligus, yakni Padang Lawas Utara (Paluta) dan Padang Lawas (Palas). Masing-masing sebagai aktualisasi dari UU RI No 37 dan No 38 Tahun 2007.

Dimulainya pelaksanaan roda pemerintahan dari pembentukan DPRD untuk mengantar pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang definitif setelah satu tahun usia pemekaran dan pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing.

Pada hakekatnya semua daerah otonom baru selalu diliputi berbagai persoalan yang menggelinding bersamaan dengan dimulainya kegiatan pemerintahan dalam mengentas ketertinggalan menuju kemajuan yang pada intinya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah bersangkutan.

Berbagai permasalahan dan persoalan yang dihadapi selalu menjadi tugas utama bagi penjabat kepala daerah yang ditunjuk untuk memecahkannya.

Khusus Palas dengan cakupan wilayah terdiri Kecamatan Sosopan, Ulu Barumun, Barumun, Sosa, Batang Lubu Sutam, Hutaraja Tinggi, Lubuk Barumun, Barumun Tengah dan Huristak.

Sejak menjadi kabupaten pada tahun 2007, daerah ini telah diliputi berbagai permasalahan rumit bagai benang kusut yang sangat sulit untuk diurai. Bahkan di antara berbagai permasalahan itu ada yang telah dihadapi masyarakat jauh-jauh sebelum kawasan Barumun Raya ini resmi menjadi kabupaten baru.

Miliki warga miskin

Padang Lawas dari dulu terkenal memiliki potensi sumber daya alam yang meliputi sektor perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan dan pertambangan. Potensi-potensi tersebut terdapat hampir merata di seluruh kecamatan se- Padang Lawas.

Lihat saja potensi perkebunan dan pertanian terlihat di Kecamatan Sosa, di wilayah Sosa Jae, di Batang Lubu Sutam, Kecamatan Sosopan, Barumun Tengah dan Kecamatan Huristak.

Khusus sektor perkebunan besar jenis kelapa sawit telah membuat Kecamatan Sosa dan sekitarnya, Barumun Tengah, Kecamatan Huristak, Lubuk Barumun dan Barumun menjadi penyumbang kontribusi besar terhadap daerah Tapsel dulunya sebelum pemekaran dan Padang Lawas sekarang pasca pemekaran.

Selain potensi di bidang perkebunan, Palas juga memiliki potensi alam besar di sektor pertambangan seperti Batu Bara di Sosopan dan Sosa. Timah hitam di Batang Lubu Sutam, Ulu Barumun, Sosa dan Sosopan.

Kemudian minyak bumi di Barumun Tengah (Lapangan Tonga I dan Lapangan Tonga II). Ditambah lagi dengan bahan galian non logam seperti kapur, marmer, granit dan batu gamping di Sosopan serta Pasir Kuarsa di Huristak dan Barumun Tengah.

Namun di balik potensi-potensi yang dimiliki Palas, satu hal yang perlu menjadi renungan dan pemikiran ekstra serius adalah bahwa Kabupaten Padang Lawas, ternyata masih memiliki 86.367 jiwa warga yang hidup miskin atau 36,74 persen dari 206.286 jiwa penduduk Padang Lawas.

Padahal dari pandangan mata luar, orang berkesimpulan bahwa walaupun Palas merupakan daerah otonom baru tetapi sudah termasuk daerah yang makmur dan kehidupan warganya yang sejahtera secara ekonomi.

Kondisi Padang Lawas dengan luas wilayahnya 42.299.900 hektare ini pada kenyataannya sungguh-sungguh memprihatinkan, karena di balik potensi alam kaya yang dimiliki Palas, ternyata para penduduknya bagaikan ‘ayam menderita kelaparan di lumbung beras’.

Ini sungguh mengherankan karena terlihat adanya kontradiksi antara potensi daerah yang ada dengan fakta kehidupan sebahagian penduduk, sehingga berujung kepada keprihatinan yang sangat dirasakan di daerah ini.

Pasokan listrik

Selanjutnya masalah yang tidak kalah peliknya dihadapi masyarakat Padang Lawas adalah seputar pasokan listrik PT. PLN (Persero) yang sejak dulu hingga di usia lebih 64 tahun Kemerdekaan RI sekarang ini yang tidak menentu. Kondisi dan fakta tersebut kini berbuntut kepada PLN sebagai persero yang ditugasi sebagai penyedia pasokan listrik di Tanah Air menjadi sasaran umpat, caci-maki dan kecaman pedas sampai sumpah serapah masyarakat Padang Lawas selama ini.

Wilayah Sosa Jae sebagai kawasan paling ujung Padang Lawas dan berbatasan langsung dengan Provinsi Riau berpenduduk 32.847 jiwa lebih dan diperkirakan tidak kurang dari 97 persen telah terdaftar menjadi pelanggan listrik PLN sangat mengeluhkan kondisi pasokan listrik yang setiap hari dan setiap malam terhenti sampai empat jam, bahkan tidak jarang sampai 12 jam.

Jika padam pukul 02.00 misalnya, jangan heran bila listrik PLN di kawasan ini nyala kembali pada pukul 12.00, bahkan sampai pukul 15.00 petang. Tetapi jika listrik padam pada pukul 16.00, biasanya akan nyala kembali pada pukul 03.00 dinihari.

Akibatnya selain harus menyiapkan biaya untuk pembayaran rekening listrik, pelanggan juga terpaksa menyiapkan dana untuk membeli minyak tanah yang semakin sulit untuk didapatkan warga pelanggan listrik yang sudah gelap gulita di malam hari. Ini membuat Palas kini jauh tertinggal di sektor energi kelistrikan dari daerah lain bahkan dari Padang Lawas Utara sendiri yang sama-sama terbentuk menjadi kabupaten baru. Kekhawatiran yang bisa dipastikan terjadi adalah Padang Lawas akan terus mengalami keterpurukan akibat kondisi pasokan listrik yang amburadul ini.

Kondisi pasokan energi listrik acak-acakan tersebut juga membuat seorang putra Palas yang telah menjadi pengusaha sukses di Jakarta baru-baru ini memilih membatalkan investasinya di tanah asal (Padang Lawas) karena yang bersangkutan khawatir usahanya nanti di Padang Lawas justru merugi akibat pasokan energi listrik yang tidak jelas kapan stabil.

Pemerintah Kabupaten Palas dinilai tidak mampu menuntaskan krisis energi listrik yang terjadi walau yang bersangkutan telah sepuluh bulan berkuasa. Itu berarti tumpuan harapan warga untuk mengeluarkan dan membebaskan daerah ini dari kondisi kelistrikan yang semakin terpuruk tersebut menjadi nol.

Perubahan yang lamban

Permasalahan lain yang dihadapi masyarakat Palas adalah perubahan daerah ke arah yang lebih baik kini terlihat lamban. Gerakan pembangunan dan pemerintahan Palas sesungguhnya jauh lebih lamban dari daerah lain. Tidak seperti Mandailing Natal yang resmi menjadi kabupaten pada tahun 1999, belum memiliki kepala daerah defenitif waktu itu sudah terlihat adanya perubahan yang signifikan.

Di bidang pendidikan, Padang Lawas masih saja terpuruk. Belum ada putra-putri dari daerah ini yang ditemukan mampu mengukir prestasi di bangku sekolahnya mulai dari SD sampai ke SLTA setidaknya di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Belum lagi putra-putri Padang Lawas yang berhasil bebas testing masuk ke Perguruan Tinggi Negeri terkemuka. Ini juga masih nol.

Pembebasan kawasan terisolir di Padang Lawas, nampak belum ada yang terwujud. Buktinya, Barumun Tengah, Huristak, Batang Lubu Sutam dan Sosa yang hingga sekarang masih merupakan kecamatan yang memiliki kawasan-kawasan terisolir belum ada tanda-tanda terbebas dari keterisoliran itu.

Ini merupakan indikator dan bukti konkrit betapa rekuritmen aparatur di jajaran Pemkab Padang Lawas masih saja acak-acakan. Aparatur yang berkualitas rendah tetapi diberi jabatan strategis akan membuat pemerintah semakin jauh dari keberhasilan pembangunan yang sudah lama diinginkan masyarakat setempat.

Mampukah pemerintah daerah berkarya nyata memecahkan berbagai permasalahan tersebut dalam kepemimpinannya? Kita lihat saja nanti, yang terpenting diingatkan adalah masyarakat memiliki tugas untuk mengawasinya. ***** (Balyan Kadir Nasution : Penulis adalah Wartawan Harian Waspada, peserta Workshop-Seminar “Media And Local Government: Corruption And Acces To Information” di Davao City, Filiphina, tahun 2003. Putra Kelahiran Sosa Jae, Kabupaten Padang Lawas. )

Safari Ramadhan RAMAH yang sudah mengunjungi hampir ratusan desa atau sekitar 5 kecamatan di Padang Lawas

PADANG LAWAS,Tim Safari Ramadhan RAMAH yang sudah mengunjungi hampir ratusan desa atau sekitar 5 kecamatan di Padang Lawas, selalu mendapat sambutan baik dari masyarakat Padang Lawas. Tak terkecuali warga masyarakat Desa Huristak, Kecamatan Huristak dan Pasar Ujung Batu, Kecamatan Sosa saat Tim RAMAH melakukan Safari Ramadhan di dua kecamatan tersebut kemarin.

Seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan perangkat Desa Huristak dan tokoh agama Kecamatan Sosa menyambut baik kedatangan Calon Bupati H Rahmad Pardamean Hasibuan beserta rombongan.
Kepala Desa Huristak Pandapotan Hasibuan dihadapan calon Bupati H Rahmad P Hasibuan mengatakan, masyarakat Huristak sangat senang dan cukup bangga atas kedatangan H Rahmad P Hasibuan ke Desa Huristak. Apalagi sosok H Rahmad P Hasibuan sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat kehadirannya.

“Melalui safari Ramadhan ini, mudah-mudahan apa yang kita hajatkan dan kita cita-citakan semoga bisa terwujud dan diberkahi Allah SWT. Sehingga Padang Lawas yang kita cintai ini bisa lebih maju dan makmur,” kata Pandapotan dalam pertemuan itu.

Hal yang sama disampaikan sejumlah tokoh agama Huristak seperti Faqih Hilman, M Faqih Malim Pasaribu, Sutan Sualoon Hasibuan, Abdul Jalil Dasopang, Sutan Syarif Muda Siregar, dan Mas Derma Dasopang Ketua Perwiridan Huristak menyatakan tekad bulad untuk mendukung dan memenangkan pasangan H Rahmad P Hasibuan-H Aminusin M Harahap untuk memenangkan Pilkada 21 Oktober nanti.
“Insya Allah kami sudah mendoakan untuk kemenangan pasangan RAMAH,” kata M Faqih Malim Pasaribu.

Pandapotan Hasibuan juga mengatakan hal yang sama. Sebagai perangkat Desa Huristak, pihaknya sudah dari awal menyatakan dukungan kepada pasangan H Rahmad P Hasibuan-H Aminusin M Harahap.
“Mudah-mudahan tujuan dan maksud kita bersama bagaimana memenangkan H Rahmad P Hasibuan-H Aminusin M Harahap bisa terkabul,” kata Pandapotan Hasibuan.

Begitu juga di Pasar Ujung Batu, Kecamatan Sosa masyarakat setempat cukup menghargai kedatangan rombongan RAMAH. Tim RAMAH disambut baik warga setempat. Sutan Syarif Lubis tokoh masyarakat Pasar Ujung Batu mengatakan, melalui safari Ramadhan ini kiranya masyarakat dapat mewujudkan segala apa yang disampaikan H Rahmad P Hasibuan sebagai calon Bupati Palas dengan nomor urut 2.

“Mudah-mudahan apa yang dicita-cita kan abang anda untuk memimpin Palas bisa terwujud dengan baik,” kata Sutan Syarif Lubis.
Sementara itu H Rahmad P Hasibuan mengucapkan banyak terima kasih atas pelayanan dan penerimaan masyarakat Huristak terhadap kedatangan tim RAMAH. ”Harapan kita hanya satu, kiranya ke depan Padang Lawas sebagai daerah yang subur bisa membawa rahmat dan manfaat bagi masyarakat Padang Lawas,” kata H Rahmad P Hasibuan. [gar]

Huristak, Padang Lawas

Huristak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, Indonesia.

Sedikit bercerita tentang Huristak, mengenai Jembatan Layang/Jembatan Gantung.

Pembangunan JembatanGantung (Rambin) yang melintas di atas Sungai Barumun menghubungkan Desa Tobing Jae dengan Desa Padangsiopal Kec. Huristak, sepanjang 100 m, lebar 2 meter, biaya Rp700 juta dibangun tahun 2006 oleh Pemerintah Kab.Tapanuli Selatan hingga kini terbengkalai.

Batang Lubu Sutam, Padang Lawas

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

Batang Lubu Sutam adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, Indonesia.

Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Kecamatan

Peta lokasi Kecamatan Barumun
Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Tapanuli Selatan

Camat ........................ -
Luas ............................ - km²
Jumlah penduduk ...... -
Kepadatan ................. - jiwa/km²
Desa/kelurahan ......... -
Data diatas masih dalam proses...

Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Kecamatan
Aek Bilah .................... • Marancar
• Angkola Barat ............ • Saipar Dolok Hole
• Angkola Timur ............ • Sayur Matinggi
• Arse ............................. • Siais
• Batang Angkola .......... • Sipirok
• Batang Toru

Kabupaten Padang Lawas

Kabupaten Padang Lawas adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yakni hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kabupaten ini resmi berdiri sejak diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 38, Tahun 2007, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2007, bersama-sama dengan dibentuknya Kabupaten Padang Lawas Utara, menyusul RUU yang disetujui pada 17 Juli 2007. Ibukota kabupaten ini adalah Sibuhuan.

Barumun, Padang Lawas:
Barumun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Indonesia.

Paling sering dibaca

Pengikut