
Yang paling aktual, DKP Kota Batam, kembali mengerahkan belasan armada untuk menyelesaikan pengangkutan sampah di beberapa lokasi. Empat unit armada dikerahkan ke kawasan Bengkong, sembilan unit armada ke kawasan Lubukbaja dan delapan unit armada dikerahkan ke kawasan Batuampar untuk mengangkut sampah yang menumpuk. "Truk-truk kita harus mengangkut masing-masing dua trip," ungkap Marzuki, Kepala Bidang Peningkatan Pelayanan DKP Kota Batam,

Dinas DKP Kota Batam, lanjut Marzuki, sebenarnya sudah maksimal membantu kendala pengangkutan sampah. Namun berulangnya masalah mogok para mitra PT SSET, itu, mengakibatkan sampah sering pula tak terangkut. DKP pun menuding PT SSET tak profesional dalam mengatasi persampahan. "Saya menilai PT SSET belum punya kemampuan maksimal dalam pengangkutan sampah," tegas Marzuki.
Sebagai illutrasi, lanjut Marzuki, sesuai standard pelayanan minimal (SPM), sampah-sampah di perumahan-perumahan harusnya diangkut tiga kali setiap pekan. Namun kenyataannya, PT SSET hanya mengangkut sampah di perumahan-perumahan sekali per minggunya. Kenyataan itu jelas jauh dari standard minimal tersebut. "Bahkan lebih (seminggu) baru diangkut sekali," ungkap Marzuki.
Dari penilaian itulah, sebagai langkah optimalisasi terhadap PT SSET, Pemko Batam melalui DKP, memberikan masukan agar Direktur PT SSET dan Direktur Operasional PT SSET, diganti. Kedua jabatan itu, lanjut Marzuki, mestinya diisi oleh orang-orang yang memang memiliki kepedulian dan kemampuan dalam mengelola persampahan. "Dan sekarang (Direktur dan Direktur Opersional PT SSET) sudah diganti. Namanya saya lupa. Tapi panggilannya Pak Dion (Direktur PT SSET yang baru)," ungkap Marzuki lagi.
Bahkan maksimalnya lagi, lanjut Marzuki, sesuai rekomendasi Otorita Batam (OB), setiap pengembang harus membangun tempat-tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di setiap perumahan-perumahan yang dibangun. "Jadi setiap perumahan memang harusnya memiliki TPS masing-masing," tandas Marzuki lagi.(for) Sumber: Posmetrobatam.com
0 comments:
Posting Komentar