SURABAYA -- Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia untuk penduduk yang melakukan buang air besar (BAB) sembarangan setelah Cina dan India. BAB sembarangan ini menjadi penyebab tersebarnya penyakit.
''Ada 70 juta orang Indonesia yang melakukan BAB sembarangan,'' kata Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, Oswar Mungkasa, di sela workshop tentang air dan sanitasi di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/4).
Di Cina, yang merupakan negara berpenduduk terbesar di dunia, ada 670 juta orang melakukan BAB sembarangan. Di India, negara berpenduduk terbesar kedua di dunia, jumlah pe-BAB sembarangan mencapai 560 juta orang.
BAB sembarangan ini, kata Oswar, telah menyebabkan kerugian sebesar Rp 56 triliun per tahun. ''Angkanya dihitung dari orang produktif yang sakit, gaji yang hilang, biaya rumah sakit, biaya pengobatan, dan dikalikan dengan pendapatan perkapita,'' katanya.
Selain diare, muntaber, dan penyakit sejenisnya, Oswar mengatakan BAB sembarangan juga menyebabkan puluhan sungai di Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi tercemar berat. Antara lain tercemar oleh bahan organik dan zat amonium.
Ironisnya, sebanyak 341 bupati dan wali kota di Indonesia, kata Oswar, belum menyadari pentingnya sanitasi dan program air bersih. ''Hanya ada 150 dari 491 pemerintah kabupaten/kota se-Indonesia yang memahami pentingnya air bersih,'' sesalnya.
Oswar mengajak pemerintah dan pers memahami pentingnya program air bersih dan sanitasi. ''Pemerintah mungkin punya fasilitas dan anggaran, tapi tidak memiliki pemahaman yang baik untuk menyadarkan masyarakat,'' katanya.
Sebaliknya, menurut dia, kalangan pers mempunyai kemampuan menyadarkan masyarakat melalui informasi, tapi pers tidak memiliki pemahaman, fasilitas, dan anggaran. ''Karena itu, sinergi antara keduanya akan sangat penting, terutama untuk memenuhi target MDGs (Millennium Development Goals atau Sasaran Pembangunan Milenium) 2015.''
Pada 2015, Indonesia telah menargetkan program air bersih tercapai 63 persen dan sanitasi 58 persen, namun sekarang masih tercapai 59 persen untuk air bersih dan 69 persen untuk sanitasi.
''Program sanitasi mungkin sudah melampaui target, tapi program sanitasi seperti jamban yang berkualitas hanya 40 persen, karena jamban milik masyarakat umumnya masih dibuang langsung ke sungai atau bukan mirip septic tank,'' katanya. antara, ed: harun
Rabu, 28 April 2010 pukul 08:36:00
Kiriman Facebook: Amir Husin Daulay Full
Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite
Jumat, 23 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
I Home I Adolescent & Diseases I Tips Blogging I Electronic I Property I SelebRItis & Sexy I Health I Music - Music I Gallery Photo I Games I Radio Blogger I Media Resep I Electronic I These Animals I About Chemistry I Design Tutorial I Batam Night I Correct Section I Maria Ozawa Friendster I Daulay Design
Paling sering dibaca
-
Paru-paru adalah organ dengan fungsi penting: Di sini, oksigen memasuki darah dan aliran darah ke seluruh sel tubuh. Oksigen diperlukan untu...
-
A. DO'A MANDI JUNUB / JANABAT “Nawaitu ghuslal li rof’il hadatsil akbari minal janabati ‘an jami’il badani fardhan lillahi ta’ala.” Sa...
-
BATAM, BISNIS: Memancing ikan adalah salah satu hobi yang cukup menghibur bagi sebagian orang. Tak cuma sebagai hiburan, memancing juga din...
-
Gorontalo, NF: Astaga, dunia sudah gila atau mau kiamat....? Seorang ibu dan anak kandungnya bersetubuh lengket dan tewas dalam keadaan le...
-
Lebih Cepat, Lebih Aman dan Lebih Nyaman Batam, Bisnis; Kapal Ferry Dumai Express kini meluncurkan dua kapal ferry terhebat dikelasnya. &...
0 comments:
Posting Komentar