Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Jumat, 23 Juli 2010

Lebih baik Makan tidak pakai cabai lagi

Lebih baik Makan tidak pakai cabai lagi, itulah kata-kata yang keluar dari mulut para ibu-ibu di Pasar Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Kenapa tidak, Pasar sibuhuan itu adalah kota kelahiran saya, dan saya tahu kalau pasar sibuhuan itu gudangnya pertanian, dari cabai, terong, sayur dan sebagainya. Tetapi bisa-bisanya di tempat saya harga cabai sampai mencekik leher para ibu-ibu. Sunggu saya tak dapat menduga.

Tiga hari terakhir ini, harga cabai merah di Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas (Palas), melejit dari Rp16 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp28 ribu per kg. Melambungnya harga cabai ini membuat kaum ibu-ibu mengeluh.

S Hasibuan (40-an), salah seorang pedagang cabai di Pasar Sibuhuan mengutarakan, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan tanaman cabai di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, sebagai pemasok cabai di Palas, mengalami hasil panen yang buruk karena diduga diserang hama. Sehingga cabai sangat sulit didapat, karena pasokannya dari petani terbatas.

“Sudah 3 hari ini harga cabai naik. Diperkirakan ke depannya harga cabai akan terus naik bahkan hingga bulan puasa nanti,” ujar Hasibuan kepada METRO, Rabu (2/6).

Sementara itu, seorang pembeli Suni (50), mengaku sangat mengeluhkan naiknya harga cabai tersebut. Diutarakannya, melambungnya harga cabai seperti sata ini, jarang terjadi.

“Aduh kalau sudah begini harganya bisa-bisa makan nggak pakai cabai lauk saya ini,” keluh warga Banjar Keliling, Sibuhuan ini.

Meski demikian, naiknya harga cabai tersebut belum berimbas pada harga jual nasi di sejumlah kedai nasi di Sibuhuan. Seperti di warung Mak Soleh, yang menunya serba Rp7.000, masih tetap dengan harga seperti biasa.
Oleh: METRO

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut