Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Kamis, 16 September 2010

Antri Panjang dari Sengatan Mentari, Ocarina Siksa Pengunjung

Tempat wisata dan bermain keluarga, Ocarina yang resmi dibuka Minggu 28 Desember lalu ternyata menuai kritikan dari sejumlah besar pengunjungnya. Apa pasal?

Kamis (1/1) sejak pagi tempat wusata itu telah dipadati pengunjung, tua, muda, remaja hingga kanak-kanak tumpah-ruah di lokasi tersebut. Maklum tiket masuk lokasi ini terbilang murah hanya lima ribu perak per jiwa.

Namun setiba di lokasi, satu persatu pengunjung mulai mengeluh, apalagi saat mentari mulai menyengat ubun-ubun. Hawa panas yang menimbulkan peluh itu akhirnya mengundang grutuan warga yang berada di sana.

"Tidak sesuai dengan promosinya, katanya asri dan cocok untuk keluarga, tapi gersang begini, saya jadi kasihan dengan anak-anak," ungkap Remina, Warga Perumahan Taman Anugerah Ideal, Batam centre, yang di temui di lokasi.

Ibu dua anak ini bingung harus berteduh dimana kalau menunggu anak-anaknya bermain. "Pohon pun hanya satu-satu, itu pun tidak lebat. Ada tempat duduk tapi tidak dikasih payung-payungnya, ya sama saja bohong," lanjutnya lagi.

Pekerja salah satu perusahaan swasta ini pun mengaku kapok datang ke tempat bermain itu, alasannya ya itu tadi panas dan gersang.
Sementara itu Yog warga Taman Meditrania, Batamcentre juga mengeluh kala berada di lokasi tersebut.

"Jujur saja dari awal saya sebenarnya tak mau ke sini, tapi karena anak-anak maksa ya saya turuti," ceritanya.
Keluhan Yog terlebih dari jauhnya jarak antara parkir sepeda motor dan lokasi bermain. "Sekiloan kami harus berjalan kaki, kan kasihan anak-anak," katanya.

Selain itu Yog juga menilai Ocarina sebenarnya belum layak dibuka, karena fasilitas tempat wisata itu sangat belum memadai.
"Lihat saja pengunjung disuruh ngantre panjang saat hendak naik komidi putar (giant wheel-nama di Ocarina). Seharusnya di tempat itu ada atapnya, sehingga kita tak kepanasan saat ngantre," ujarnya.

Menurut Yog, awalnya Rizka putri sulungnya berusia empat tahun merengek minta naik permainan itu, tiket pun ia beli, namun lantaran lama ngantre dan kepanasan, putrinya merengek minta pulang, akhirnya total tiket yang telah ia beli Rp50 ribu (dua orang dewasa dan dua anak-anak) itu pun dirobek-robeknya.

"Kesal saya, bukan pada anak tapi pengola yang hanya mencari keuntungan," tutupnya.(one)

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut