Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Sabtu, 25 September 2010

Pengemis Lintas Negara ditangkap di Batam

BATAM, IB: Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Batam, berhasil mengamankan seorang pengemis parlente yang mengantongi uang jutaan rupiah, puluhan dollar Singapura dan mata uang real serta Ringgit Malaysia, Selasa (31/8) sore di kawasan Nagoya Hill.

Dari penampilannya, Uspardi Panai (29), yang mengaku tinggal di bilangan Batuaji ini, terlihat tidak seperti pengemis. Rambutnya klimis, bajunya bersih, di pergelangan tangan kirinya terlingkar jam tangan merek Mirage, ikat pinggangnya pun bermerk Oklay. Ia memiliki dua unit hape Nokia yang harganya di atas Rp1,5 juta. Dari dalam tasnya ditemukan uang Rp8.345 juta, 58 dollar Singapura, 14 ringgit Malaysia, 1 real. "Ini semua hasil saya ngemis di Malaysai dan Singapura," kata Uspardi.

Menurut Komandan Kompi Satpol PP, Radoni, Uspardi diamankan saat berusaha menghindar dari razia di depan pintu gerbang Nagoya Hill. Sebelumnya Uspardi terlihat minta-minta di depan gedung Kantor Pos Lama sekitar pukul 17.00 WIB. Saat diamankan, Uspardi membantah kalau ia mengemis. Tapi, saat tasnya digeledah dan ditemukan uang receh dan ribuan, serta sebuah ember kecil untuk mengemis, Uspardi tak bisa mengelak lagi. "Yang mencurigakan lagi, di tasnya terdapat uang jutaan," kata Radoni.

Uspardi mengaku, uang sebanyak itu, adalah hasilnya mengemis di Batam dan di dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Sebelum ke Batam beberapa hari yang lalu, Uspardi baru saja pulang dari Mengemis di Singapura. "Saya ke Batam untuk urus paspor. Paspor saya mati," ujarnya. Mengemis di Batam hasilnya tidak terlalu banyak.

Uspardi butuh memperpanjang paspornya karena di hari-hari menjelang ramdan ini, di mengemis di Malaysia dan Singapura sangat menjanjikan. "Kalau di Malaysia selepas salat Jumat saja bisa dapat sampai 200 ringgit. Kalau di Singapura sekitar 50-70 dollar," kata Uspardi. Uang hasilnya mengemis selama ini, sebagian ia kirimkan ke kampungnya di Sumatera Barat untuk biaya sekolah adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Uspardi menjadi tulang punggung keluarga sejak bapaknya tidak ada.

Selama ini, uang hasilnya mengemis ia kumpulkan lalu ia tukarkan dengan uang pecahan Rp20, 50 dan 100 ribuan. Anehnya, uang-uang itu tidak ia setorkan ke bank. Tapi, uang-uangnya itu ia bawa ke mana-mana di dalam tasnya. Ditanya apakah ia tidak takut uangnya dicuri atau dirampok, mengingat kondisinya yang cacat? Uspardi dengan enteng menjawab. "Tidak takut," katanya.

Biasanya, ia ke Malaysia dan Singapura dari Pekanbaru. Di negeri jiran itu, jadwal Uspardi mengemis hanya tiga hari. Di Malaysia, jam kerjanya terhitung sangat singkat. Dari waktu salat dhuhur sampai ashar saja. "Ngemis pas waktu orang habis salat saja. Paling banyak dapat abis salat Jumat," ujarnya.

Uspardi mengatakan, awalnya, ia mengemis dari negara ke negara tetangga itu diajak oleh temannya. Lama-lama, karena hasilnya menguntungkan, iapun pergi sediri memanfaatkan tangan kiri dan kaki kanannya yang cacat. Untuk berjalan, Uspardi dibantu sebuah tongkat segitiga berbahan alumunium.

Sekilas, wajah dan penampilan pria yang dulunya berdagang baju ini, tidak menarik rasa iba. Namun, penghasilannya cukup banyak. Di Batam, ia mengaku hanya bekerja dari jam 1 siang sampai jam 5 saja. Penghasilannya bisa sampai Rp50-70 ribu. Rahasianya? Bacaan-bacaan mantra yang ditemukan di dalam dompetnya. Anggota Satpol PP menemukan tiga buah kertas bertuliskan mantra pengasihan. "Biar orang kasihan dan untuk jaga diri," katanya.

Kasat Pol PP Batam, Zulhelmi menduga, Uspardi adalah salah satu anggota pengemis yang terorganisir. "Malam ini akan kami periksa, kami tahan dulu di sini satu malam baru diserahkan ke Dinsos," kata Zulhelmi pada wartawan. Ditambahkannya, biasanya, jelang lebaran, Batam dibanjiri oleh para pengemis yang datang dari berbagai daerah. (les)

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut