Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Senin, 13 Desember 2010

Tumor bisa datang tanpa ada Gejala

Akhir-akhir ini memang sering kali terjadi pada manusia, sakit kepala secara mendadak, tetapi tidak tahu kita terkena penyakit apa, dan obatnya juga kita tidak tahu apa. Kadang-kadang jika kita ke dokter lain penyakit lain pula obat yang diberikannya, apalagi bagi kalangan orang susah, seperti saya. banyak menggunakan jasa pengobatan dari Jamsostek. Jamsostek memang sudah memberikan yang terbaik kepada kita pada umumnya orang-orang yang tergolong kurang mampu.

Dijamsostek kadang kita tidak di perhatikan, dokternya juga bukan dokter yang ahli, sehingga penanganan juga kurang menyenangkan. untuk orang-orang menengah kebawah rata-rata menggunakan pengobatan lewat jamsostek dari perusahaan masing-masing, padahal kita juga membayar dari gaji dan dibantu oleh perusahaan. Yang intinya dokter tersebut dibayar penuh, pastinya. Tetapi masih saja dokter tersebut tidak memberikan obat yang handal untuk pasiennya.

Nah... Untuk masalah tumbuhnya sel-sel tubuh yang tidak normal ini memang menakutkan, penyebab pasti dari kanker belum diketahui secara tepat tapi berbagai faktor telah diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Faktor risiko pencetus tumor otak ini bisa karena riwayat keluarga, radiasi, zat kimia, pola makan, obat-obatan tertentu, dan rokok.

Penyakit ini bisa muncul tanpa gejala yang bermakna, tapi sering pula ditandai dengan gejala-gejala seperti pusing kepala, muntah, gangguan penglihatan, kesadaran, pendengaran, berjalan dan saraf. Sayangnya, sejauh ini belum ada pengobatan yang pasti, namun seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran dan farmasi berbagai upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk mengusir penyakit tersebut.

Terapi obat-obatan telah digunakan dalam pengobatan beberapa jenis kanker. Selain itu, kasus-kasus lain mungkin ditangani dengan operasi, radioterapi, maupun kemoterapi. Tindakan operasi termasuk yang sering dilakukan, khususnya pada penderita tumor otak.

Riset terhadap pengobatan kanker juga terus berlangsung. Ikan hiu yang diketahui telah menjelajah lautan sekitar 400 juta tahun lalu diketahui morfologinya tidak pernah berubah. Konon, di tubuh ikan ini, sel kanker tidak bisa tumbuh, karena seluruh tulangnya adalah tulang rawan. Benarkah demikian?

Dalam catatan buku tradisional Cina mengenai khasiat makanan, pengobatan, makan sirip ikan hiu dipercaya dapat mencegah penuaan kulit, dan gelatin yang terkandung di dalam sirip ikan hiu, dipercaya pula dapat meningkatkan vitalitas. Yang pasti, katanya sirip ikan hiu ini memang sangat lezat.

Meski hasil penelitian itu dibantah oleh ahli nutrisi dari Universitas Taiwan, Prof. Chang Hung-min yang mengatakan, sebutir telur ayam pun lebih bergizi dibandingkan semangkuk sup sirip hiu, namun peneliti-peneliti lain mengungkapkan hasil yang positip.

Peneliti dari Indonesia yang juga Kepala Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor mengakui? esktrak? tulang rawan ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Hal itu ia buktikan lewat penelitiannya.?

Beberapa Dokter melaporkan salah satu senyawa yang berasal dari ikan hiu Squalus, terbukti dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyalurkan makanan ke tumor otak. Dengan menggunakan sel pembuluh darah sistem saraf pusat sapi, kedua peneliti ini meneteskan squalamine. Setelah dua hari, pertumbuhan sel pembuluh darah turun hingga 83 persen.

Ikan hiu, tulang rawan sapi dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah Selain ikan hiu, tulang rawan sapi juag disebut-sebut mampu menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Tentang hasilnya, Dr. Greg Harper dari Council for Scientific and Indutrial Research Organization telah membuktikannya. Semoga ada manfaat buat kita semua.

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut