Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Minggu, 20 Maret 2011

Fruktosa memicu penyakit yang tidak diinginkan

fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang banyak terkandung pada buah – buahan yang sudah masak.

Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula sederhana. Sebagaimana disakarida, monosakarida berasa manis, larut air, dan bersifat kristalin.

Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.

Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.

Contohnya adalah:

    * triosa: gliseraldehida dan dihidroksiaseton
    * tetrosa: eritrosa
    * pentosa: liksosa, ribosa, dan deoksiribosa
    * heksosa: idosa, glukosa, fruktosa, dan galaktosa
    * heptosa:


Peneliti menemukan minuman dan makanan yang mengandung fruktosa seperti soft drink dan junk food memicu tekanan darah tinggi, stres, kenaikan berat badan dan diabetes, terutama pada lelaki.

"Penemuan ini menunjukkan bahwa kadar fruktosa yang berlebihan bisa menjadi epidemik bagi masalah obesitas dan diabetes," ujar Dr. Richard Johnson dari University of Colorado-Denver seperti dikutip dari Reuters.

Fruktosa memang gula sederhana dengan tingkat kemanisan yang paling tinggi namun kalorinya rendah. Jika dibandingkan dengan gula pasir sukrosa, fruktosa jauh lebih manis dan seharusnya bisa mengurangi asupan kalori yang berlebih dalam tubuh.

Tapi ternyata pemakaian fruktosa justru memicu penyakit yang tidak diinginkan. Fruktosa banyak ditemukan pada minuman soft drink dan juga makanan junk food. Bahkan dalam percobaan yang menggunakan tikus, fruktosa terbukti meningkatkan berat badan lebih cepat dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya.

Fruktosa banyak digunakan oleh industri pangan karena memiliki beberapa kelebihan dibanding sukrosa atau gula pasir. Namun efek samping fruktosa ternyata bisa dikurangi dengan mengonsumsi obat allopurinol, yaitu obat untuk meredakan encok dengan mengurangi level asam pada urin seseorang.

Johnson dan rekannya dari Mateo Orfila Hospital, Spanyol meneliti 74 pria yang diberi 200 gram fruktosa per harinya. Setengah dari responden pria tersebut diberi obat allopurinol.

Setelah dua bulan, ternyata mereka yang tidak diberi obat allopurinol mengalami gangguan metabolisme seperti tekanan darah meningkat, perut buncit dan kadar kolesterol yang sulit terdeteksi.

Fruktosa ternyata memicu rasa 'kecanduan', yang membuat seseorang ingin minum yang manis terus menerus. Hal itu terbukti pada tikus yang diberi minuman fruktosa. "Mereka minum dengan sangat cepat dan ingin tambah dalam jumlah yang tidak terbatas," ujar Mariana Morris dari Wright State University, Ohio.

Hal yang terjadi pada tikus dianalogikan sama dengan yang terjadi pada manusia. Fruktosa juga ternyata meningkatkan hormon stres pada tikus. "Kondisi yang sama akan terjadi pada manusia, terutama jika mengonsumsinya pada saat malam hari," ujar Morris.

uUntuk itu, American Heart Association menganjurkan pemakaian gula pasir atau sukrosa dengan batas tertentu dibanding minum fruktosa tapi memicu penyakit. Untuk wanita sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 100 kalori atau 6 sendok teh (25 gram), sedangkan pria tidak lebih dari 150 kalori atau 9 sendok teh (37,5 gram) per harinya. Semoga ada manfaatnya.

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut