Try us on Wibiya!

Dapatkan dibayar Untuk Mempromosikan Pada Setiap WebSite

Get paid To Promote at any Location

Rabu, 22 September 2010

Pengguna Situs Porno Tak Bisa Dibendung

Jakarta, IB: Meski pemerintah sudah bersusah payah menutup akses situs porno selama Ramadan, namun usaha itu tampaknya tak berhasil sepenuhnya. Situs esek-esek selalu diburu. Setiap hari sekitar 3 juta pengguna internet mengetik kata porn atau porno atau sejenisnya.
Setelah media cetak yang mengkhususkan diri pada genre porno kehilangan pelanggan secara dramatis ditambah anjloknya penjualan DVD porno, industri pornografi mengalihkan usahanya kepada jasa online. Mereka rama-ramai memindahkan layanannya, tepatnya pemasaran ke internet.

Masyarakat pengguna internet di seluruh dunia membelanjakan uangnya lebih dari US$3 setiap detiknya. Nah, fakta ini langsung disergap oleh industriawan pornografi dengan memindahkan bisnisnya ke layanan situs porno. Anda bisa menonton video porno secara live dengan sang bintang.

Perputaran uang dalam bisnis pornografi global, menurut CNBC News, mencapai nilai US$100 miliar, angka ini melebihi omset industri hiburan mana pun di muka bumi ini.

Di Amerika, yang menjadi pusat industri pornografi terbesar dunia, setiap setengah jam ada satu film porno yang dirilis. Menurut buku The World of Porn, sekitar 5.000-10.000 film porno dirilis setiap bulannya dari pusat produksi film porno di Lembah San Fernando, California, yang dikenal dengan sebutan ‘Hollywood of Porn’.

Sebuah film porno yang bagus (bagus di sini tak jelas benar kriterianya, meski di lingkungan ini ada semacam kompetisi perebutan piala Oscar versi bintang porno) mampu terjual sekitar 10 ribu keping pada bulan pertama dirilis. Hollywood ditambah Bollywood sekalipun tak mampu menyaingi industri esek-esek ini dalam memproduksi jumlah film.

Apakah perusahaan yang memproduksi film atau penerbitan pornografi adalah perusahaan ecek-ecek alias perusahaan kecil? Jika jawaban Anda adalah iya, maka bersiaplah untuk menerima kenyataan bahwa jawaban itu pasti salah. Setidaknya ada dua penjelasan.

Pertama, dua dari sekian banyak perusahaan pornografi adalah perusahaan publik alias perusahaan yang tercatat di bursa saham. Dan, pasar modalnya bukan pasar modal di negara berkembang, tapi di Wall Street dan Nasdaq (bursa elektronik Amerika).

Perusahaan itu adalah PlayBoy, perusahaan Amerika, tercatat di Bursa New York dan Private Media Group Inc, perusahaan Spanyol, yang sudah tercatat di bursa Nasdaq sejak 40 tahun silam.
Kedua, perusahaan-perusahaan pornografi itu sudah berdiri sejak era 60-an dan masih eksis hingga hari ini. Bahkan Vivid Entertainment, meski baru berdiri pada 1984, tapi lini produksinya sudah berkembang pesat bahkan saking banyaknya sampai dijuluki The Microsoft of Porn.

Konsumen yang, meminjam istilah pemasaran, loyal nan setia dalam jumlah banyak pula membuat industri ini terus berkibar. Jadi, pasti sulit untuk membendung keinginan konsumen untuk mencari situs ‘adul-adul’ di internet.(int/amu)

0 comments:

Posting Komentar

Paling sering dibaca

Pengikut